Minggu, 05 Juni 2016

Shalat Tarawih beserta dalilnya



Shalat Tarawih

  Kali ini saya akan sedikit mengulas tentang ibadah shalat yang hanya terdapat pada bulan suci Ramadhan, yaitu shalat Tarawih, disertai dengan dalil-dalil yang mendasarinya:
  • Hukum shalat Trawih dan keutamaannya
-          Hukum shalat Tarawih adalah sunnah muakkadah sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Qudamah, artinya Rasulullah saw semasa hidup beliau selalu menekuni mengerjakannya, sama halnya para Sahabat, Tabi`in dan Tabi`it Tabi`in sepeninggal beliau, adapun waktu mengerjakannya hanyalah pada malam-malam dibulan Ramadhan saja. Dan kesunnahannya berlaku untuk setiap laki-laki dan perempuan muslim yang sudah baligh lagi berakal.
-          Shalat Tarawih atau juga disebut Qiyamu Ramadhan adalah termasuk syiar-syiar Ramadhan yang mulia, dan memiliki keutamaan yang teramat besar, sebagai mana tersebut dalam sebuah hadits riwayat dari imam Bukhary, Rasulullah saw bersabda :
من قام رمضان ايمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه .
Artinya: “Barangsiapa menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan shalat, karena iman dan ikhlas niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.
Maksud dari hadits diatas adalah mengisi malam-malam dibulan Ramadhan dengan shalat Tarawih, Tahajjud, zikir, membaca Al-Quran dll, adapun keampunan yang dimaksud adalah untuk dosa-dosa kecil, adapun dosa-dosa besar maka mayoritas ulama telah sepakat, bahwa disyaratkan padanya bertaubat agar dosa-dosa itu diampunkan Allah swt.
  • Kenapa dinamakan Tarawih ?
-          Tarwihah secara etimologi (bahasa) artinya: sekali istirahat, sedangkan bentuk jamaknya adalah Tarawih.
-          Qiyamu Ramadhan dinamakan shalat Tarawih (beberapa kali istirahat), karena begitu banyak raka`atnya, akhirnya orang-orang yang mengerjakannya beristirahat sebentar tiap selesai mengerjakan empat raka`at.
  • Jumlah raka`at Tarawih beserta dalilnya
-          Jumlah raka`at Tarawih adalah dua puluh raka`at. Ini pendapat dari Imam Ahmad bin Hambal, Imam Supyan Al-Tsaury, Imam Abi Hanifah dan Imam Syafi`I,  adapun menurut Imam Malik berjumlah 36 raka`at. Kata Syekh Muhammad Ali Al-Shabuny: yang masyhur dari pendapat Imam malik adalah 20 raka`at sebagaimana didalam kitab Aqrabu Al-Masalik `Ala Mazhabi Al-Imami Malik, Jilid: 1 Halaman: 552.
-          Berdasarkan riwayat dari Imam Baihaqy dan yang lainnya dengan sanad yang jelas dan shahih, dari Al-Saib bin Yazid ra. ia berkata: “Adalah mereka (para Sahabat) melaksanakan Qiyam Ramadhan dizaman Umar bin Khattab ra. sebanyak 20 raka`at”.
-          Hujjah berikutnya adalah riwayat dari Imam Malik didalam kitab Al-Muwattha, dari Yzid bin Ruman ra. ia berkata: “Adalah orang-orang (para sahabat) Qiyam Ramadhan dizaman Umar bin Khattab ra. sebanyak 23 raka`at”.
Yakni Shalat Tarawih sebanyak 20 raka`at dan ditambah shalat Witir 3 raka`at.
-          Juga diriwayatkan dari Al-Hasan ra. ia berkata: “Bahwasanya Umar ra. mengumpulkan orang-orang agar mengikut Ubay bin Ka`ab ra. dan shalat Tarawih berjama`ah dengan mereka sebanyak 20 raka`at, dan tidak membaca doa Qunut kecuali pada setengah bulan terakhir dibulan Ramadhan, maka jika sudah sampai sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan Ubay bin Ka`ab shalat sendirian dirumahnya, maka para Sahabat berkata: Ubay telah melarikan diri.
  • Sejarah sahalat Tarawih dikerjakan berjama`ah
-          Ummu Al-Mu`minin A`isyah ra. berkata: Nabi saw pada satu malam shalat dimesjid, maka orang-orang ikut menjadi ma`mum beliau, kemudian beliau shalat diikuti satu Qabilah, akhirnya banyaklah orang-orang yang ikut, kemudian mereka berkumpul kembali pada malam ketiga atau keempat, dan Rasulullah saw tidak keluar untuk shalat bersama mereka, maka tatkala pagi hari beliau bersabda :
" قد رايت الذي صنعتم فلم يمنعني من الخروج اليكم الا انني خشيت ان تفرض عليكم "
Artinya: “Sesungguhnya aku telah melihat apa yang telah kalian lakukan, sebenarnya tidak ada yang menghalangiku untuk keluar menemui kalian, akan tetapi aku takut shalat (Tarawih) itu akan diwajibkan atas kalian”
-          Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw keluar dibulan Ramadhan, dan beliau mendapati orang-orang shalat dipojok-pojok mesjid, maka beliau bertanya: “Sedang apa mereka” ? dijawab oleh Sahabat: Mereka adalah orang-orang yang tidak punya imam, dan Ubay bin Ka`ab menjadi imam shalat mereka, dan mereka shalat mengikut shalatnya (Ubay), maka Nabi saw bersabda: “Mereka telah melakukan hal yang benar, dan sebaik-baik adalah yang mereka kerjakan”. H.R. Abu Dawud.
-          Shalat Tarawih dinisbahkan kepada Umar bin Khattab ra, karena beliaulah yang pertama kali mempunyai gagasan mengumpulkan orang-orang agar shalat Tarawih berjama`ah diimami oleh Ubay bin Ka`ab ra.
-          Diriwayatkan bahwasanya Umar bin Khattab ra. pada satu malam dibulan Ramadhan keluar menuju mesjid, dan beliau mendapati orang-orang shalat sendiri-sendiri, maka beliau berkata: “Sebaiknya aku kumpulkan mereka dengan  mengikut satu imam, maka beliau kumpulkan mereka untuk mengikut Ubay bin Ka`ab, kemudian malam berikutnya beliau keluar lagi dan mendapati orang-orang shalat dibelakang imam mereka, maka beliau berkata: Inilah sebaik-baik Bid`ah”. Kitab: Shahih Bukhary.

  Sedangkan berpegang kepada kata-kata Umar bin Khattab ra. sama halnya dengan berpegang kepada sunnah Rasulillah saw.  Adapun yang mendasari semua itu dapat disimpulkan dari beberapa alasan berikut ini :
-          Karena beliau ra diberi gelar oleh Rasul saw dengan sebutan “Al-Faruq” artinya yang membedakan antara yang hak dengan yang bathil, dan ditangan beliau nampak lah antara yang benar dan yang salah.
-          Beliau ra diberi ilham oleh Allah swt, yang mana beliau tidak berkata kecuali yang benar, sebagaimana sabda Rasulullah saw: “sesungguhnya Allah Ta`ala menjadikan kebenaran atas ucapan dan hati Umar”
Dan sabda beliau saw : Sesungguhnya telah ada pada ummat terdahulu orang-orang yang diberi ilham, maka jika ada orang seperti itu diantara ummatku maka pastilah dia Umar”
-          Turunnya ayat Al-Quran yang bersesuaian dengan pendapat Umar bin Khattab ra.
Dari sayyidina Umar bin Khattab ra. bahwasanya ia berkata : pendapatku bersesuaian dengan firman Allah pada tiga perkara : pada maqam Ibrahim, pada masalah hijab, dan pada para tawanan perang badar.
Aku katakan : wahai Rasulullah tidakkah sebaiknya kita jadikan maqam Ibrahim sebagai tempat shalat ? maka turunlah ayat : “Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat” .
Dan aku katakan : "Telah berkunjung kepada istri-istri engkau orang baik dan orang jahat. Bagaimana sekiranya engkau memerintahkan agar supaya dipasang hijab (tabir) ?” maka turunlah ayat : ((Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir))
Dan ketika Rasulullah SAW diboikot oleh istri-istrinya karena cemburu maka aku katakan : "Mudah-mudahan Tuhan-Nya akan menceraikan kamu, dan menggantikan kamu dengan istri-istri yang lebih baik daipada kamu." Maka turunlah ayat seperti demikian itu.
-          Rasulullah saw memerintahkan kaum muslimin agar berpegang kepada petunjuk Khulafau Al-Rasyidin dan kepada sunnah Abu Bakar Al-Shiddiq dan Umar bin Al-Khattab.
Telah bersabda Rasulullah saw : “ ikutilah mereka sesudah aku wafat, yaitu Abu Bakar dan Umar”
Kesimpulan :
  Shalat Tarawih hukumnya adalah sunnah Muakkadah, jumlah raka`atnya yang disunnahkan sebanyak 20 raka`at, dan disunnahkan pula dikerjakan dengan berjama`ah. Adapun sebagian orang yang berpendapat berbeda tentang jumlah raka`atnya, maka tidak usah diperdebatkan, marilah selalu kita jaga ukhuwah islamiyah diantara sesama ummat islam, dan janganlah berpecah belah karena itu sesuatu yang dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya.
Sekian artikel singkat tentang Shalat Tarawih, dan semoga bermanfa`at…