Tampilkan postingan dengan label tata cara shalat ghaib. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tata cara shalat ghaib. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 21 Mei 2016

tata cara shalat ghaib lengkap



Shalat ghaib

  Pada dasarnya shalat ghaib tidak banyak berbeda dengan shalat jenazah biasa, namun demikian ada beberapa poin yang perlu digaris bawahi pada shalat ghaib, misalnya niat yang harus menyebut nama dan bin mayat, demikian lagi antara mayat dan yang menshalat kan tidak boleh berada dalam satu daerah yang sama dan lain-lain, insya Allah akan disebutkan dibawah ini.

  Karena telah dikatakan diatas bahwa shalat ghaib tidak banyak berbeda dengan shalat jenazah, maka sudah dapat dipahami bahwa, rukun-rukun yang ada pada shalat ghaib sama dengan rukun-rukun shalat jenazah, sedangkanketerangan tentang shalat jenazah telah diulas secara panjang lebar didalam artikel sebelum nya.

 Dalam pelaksanaan shalat ghaib, poin penting yang harus diperhatikan bisa di golongkan menjadi  dua bagian :

  1. Niat shalat ghaib
Berikut beberapa contoh lafaz niat shalat ghaib :

-          Satu mayat laki-laki 

اُصَلِّيْ عَلَى الْمَيِّتِ اْلغَائِبِ ......... بن .......... اَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضًا ( مَأْمُوْمًا / اِمَامًا ) للهِ تَعَالَى

"Aku niat shalat gaib atas mayat .......  bin ......... empat kali takbir fardu ( menjadi makmum/imam) karena Allah Ta`ala".

-          Satu mayat perempuan 

اُصَلِّيْ عَلَى الْمَيِّتَةِ اْلغَائِبَةِ ......... بِنْتِ .......... اَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضًا ( مَأْمُوْمًا / اِمَامًا ) للهِ تَعَالَى

"Aku niat shalat gaib atas mayat .......  binti ......... empat kali takbir fardu ( menjadi makmum/imam) karena Allah Ta`ala".

-          Untuk mayat yang tidak diketahui identitasnya 

اُصَلِّيْ عَلَى مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ اْلاِمَامُ  اَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضًا مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالَى

"Aku niat shalat gaib atas mayat yang dishalati imam empat kali takbir fardu menjadi makmum karena Allah Ta`ala".

-          Dan jika shalat ghaib dijadikan amalan tiap hari, maka niatnya sbb :

اُصَلِّيْ عَلَى مَنْ مَاتَ اْليَوْمَ فِيْ اَقْطَارِ اْلاَرْضِ مِمَّنْ تَصِحُّ الصَّلاَةُ عَلَيْهِ اَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضًا ( مَأْمُوْمًا / اِمْامًا ) للهِ تَعَالَى
"Aku niat shalat gaib atas orang yang meninggal pada hari ini, daripada orang yang sah dishalati, empat kali takbir fardu ( menjadi makmum/imam) karena Allah Ta`ala".

  1. Syarat sah shalat ghaib
-          Mayat yang dishalati berada didaerah lain (tidak berada didaerah yang sama dengan yang menshalati)

-          Yakin bahwa jenazah yang akan dishalati sudah dimandikan/ditayammumkan

-          Mayat tersebut bukan orang yang gugur dalam keadaan syahid.

-          Waktu menshalatkan disertakan nama dan bin mayat didalam niatnya.

Berikut rincian pelaksanaan shalat ghaib :

1.      Dalam keadaan suci (dari hadas kecil & besar serta najis) baik badan, pakaian ataupun tempat shalat.

2.      Berdiri tegak (bagi yang mampu) dan menghadap kiblat.

3.      Mengucapkan lafaz niat sebagaimana diatas.

4.      Mengangkat kedua tangan seraya mengucap takbiratul ihram (ini dihitung takbir pertama), disaat bersamaan didalam hati berniat sesuai lafaz niatnya.

5.      Setelah takbiratul ihram kemudian langsung membaca surah Al-Fatihah.

6.      Berikutnya takbir yang kedua, diteruskan dengan membaca :

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِى اْلعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ
7.      Dilanjutkan dengan takbir yang ketiga, setelah takbir membaca doa :

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ (هَا) وَعَافِهِ (هَا) وَاعْفُ عَنْهُ (هَا) وَاَكْرِمْ نُزُلَهُ (هَا) وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ (هَا) وَاغْسِلْهُ (هَا) بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَاْلبَرْدِ وَنَقِّهِ (هَا) مِنَ اْلخَطَايَا كَمَا يُنَقِّى الثَّوْبَ اْلاَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَاَبْدِلْهُ (هَا) دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ (هَا) وَاَهْلاً خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ (هَا) وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ (هَا) وَاَدْخِلْهُ (هَا) اْلجَنَّةَ وَاَعِدْهُ (هَا) مِنْ عَذَابِ اْلقَبْرِ وَفِتْنَتِهِ وَعَذَابِ النَّارِ.
Kalau mayatnya permpuan maka dhamir ( هُ ( diganti dengan ( هَا ) .
8.      Kemudian takbir yang keempat, diteruskan dengan membaca doa :
اَللّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا اَجْرَهُ (هَا) وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ (هَا) وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ (هَا) وَِلاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلاِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ )
9.       Ditutup dengan mengucap salam :
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
10.  Setelah itu berdoa.