Tampilkan postingan dengan label Dalil talqin. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dalil talqin. Tampilkan semua postingan

Rabu, 25 Mei 2016

Dalil Talqin dan lafaz Talqin berbahasa arab



BAB IX
Talqin
  1. Dalil Talqin
  Pada artikel sebelumnya telah disebutkan bahwa sunnat mentalqinkan jenazah setelah selesai dimakamkan, dengan dua dalil berikut ini sebagai dasarnya.
-          Dalil pertama adalah mafhum dari ayat firman Allah swt,  yakni :
(( وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ )) الذاريات : 55
“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman”. Q.S : 51 : 55
  Karena tujuan dari Talqin adalah memberikan peringatan dan pelajaran baik kepada jenazah (yang sudah dikubur), agar mempermudah dalam menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, dan secara tidak langsung juga mengingatkan kepada orang-orang yang menghadiri pemakaman tersebut, bahwa nantinya semua orang akan ditanya malaikat Munkar dan Nakir dengan pertanyaan-pertanyaan yang sama dengan yang ditalqinkan tersebut, juga mengingatkan pentingnya menyiapkan diri dengan iman, taqwa, ilmu dan amal shaleh agar nantinya dapat menjawab semua pertanyaan dua malaikat tersebut, tatkala maut sudah menjemput .
  Maka mafhum muwafaqah ayat diatas senada dengan inti talqin yang bertujuan untuk memberikan peringatan dan ilmu pengetahuan akan kejadian yang akan dialami oleh setiap orang yang telah menjadi penghuni kubur.
  Adapun dalil yang menyatakan bahwa mayat yang berada didalam kubur bisa mendengar akan orang yang berada diatas kuburnya, maka akan kami sebutkan kutipan dari salah satu kitab Fikih yang mu`tabaroh yaitu kitab I’anatut Thalibin berbunyi :
يُنْدَبُ التَّلْقِيْنُ بَعْدَ تَمَامِ دَفْنِهِ لِخَبَرِ : اَلْعَبْدُ إِذَا وُضِعَ فِيْ قَبْرِهِ وَتَوَلَّى وَذَهَبَ أَصْحَابُهُ حَتَّى أَنَّهُ يَسْمَعُ قَرعَ نِعَالِهِمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ. الحديث اهـ / إعانة الطالبين : 2/140
“Disunnatkan mentalqin mayat setelah sempurna penguburannya, berdasarkan hadits : “Seorang hamba Allah yang meniggal dunia,  jika telah ditempatkan di kuburnya dan teman-temannya sudah pergi meninggalkannya sehingga dia mendengar suara sendal/sepatu mereka, maka datanglah kepadanya dua malaikat (Munkar dan Nakir)”.

  Hadits tersebut menyebutkan bahwa mayat yang berada didalam kubur mendengar suara langkah kaki orang yang berada diatasnya, maka dapat kita ambil pemahaman bahwa mayat tersebut tidak mungkin tidak mendengar talqin yang diucapkan lebih keras dibandingkan langkah kaki.

-          Dalil kedua adalah hadits Rasulullah saw yang sanadnya itu bersumber dari salah seorang sahabat Nabi yang bernama Abu Umamah Al-Bahily yang diriwayatkan oleh imam At-Thabrany, selengkapnya hadits tersebut adalah sebagai berikut :
عَنْ اَبِيْ اُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : إِذَا أَنَا متُّ فَاصْنَعُوْا بِيْ كَمَا أَمَرَنَا رَسُوْلَ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: إِذَا مَاتَ أَحَدٌ مِنْ إِخْوَانِكُمْ فَسَوَّيْتُمُ التُّرَابَ عَلَى قَبْرِهِ فَلْيَقُمْ أَحَدُكُمْ عَلَى رَأْسِهِ ثُمَّ لْيَقُلْ: يَا فُلاَنُ بْنُ فُلاَنَةَ فَإِنَّهُ يَسْمَعُهُ وَلاَ يُجِيْبُ، ثُمَّ يَقُوْلُ: يَا فُلاَنُ بْنُ فُلاَنَةَ فَإِنَّهُ يَقُوْلُ يَرْحَمُكَ اللهُ وَلَكِنْ لاَ تَشْعُرُوْنَ، فَلْيَقُلْ: اُذْكُرْ مَا خَرَجْتَ عَلَيْهِ مِنَ الدُّنْيَا شَهَادَةَ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَأَنَّكَ رَضِيْتَ بِاللهِ رَبًّا وَبِاْلاِسْلاَمِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَبِاْلقُرْآنِ إِمَامًا فَإِنَّ مُنْكَرًا وَنَكِيْرًا يَأْخُذُ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا بِيَدِ صَاحِبِهِ وَيَقُوْلُ: اِنْطَلِقْ بِنَا مَا يُقْعِدُنَا عِنْدَ مَنْ قَدْ لُقِّنَ حُجَّتُهُ .
Dari Abi Umamah ra, ia berkata :“apabila aku mati nanti, lakukan padaku seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah saw, beliau bersabda : “ Apabila mati seorang daripada saudaramu, maka tutupilah dengan tanah diatas kuburnya, dan berdirilah (kerjakanlah) seorang dari kamu pada bagian kepalanya (kuburnya), kemudian katakanlah Wahai fulan (nama mayat itu) anak fulanah (nama ibunya), maka sesungguhnya mayat itu mendengar dan dia menjawab (menyahut), kemudian katakan Wahai fulan (nama mayat itu)  anak fulanah (nama ibunya), maka dia berkata semoga Allah merahmati kamu tetapi kamu semua tidak menyadarinya, maka hendaklah katakan : Ingatlah apa yang telah keluar kamu atasnya dari dunia ini, yaitu kesaksian bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan Nabi Muhammad itu hambaNya dan rasulNya dan bahwasanya kamu telah meredhoi dengan Allah sebagai tuhanmu dan Islam sebagai agamamu dan Muhammad sebagai Nabimu dan Al-Quran sebagai petunjukmu, maka sesungguhnya malaikat Munkar dan Nakir saling berpegangan tangan, dan berkata : mari kita pergi kepada orang yang telah ditalqinkan (diajarkan) hujjahnya”

  Dengan dua dalil diatas kiranya cukup lah untuk menepis keraguan kita akan kesunnahan Talqin yang sejatinya telah dilakukan oleh banyak ulama diseluruh dunia, andaikan ada sebagian orang yang berpendapat berbeda kiranya jangan lah perbedaan itu dijadikan alasan untuk berpecah-belah dikalangan ummat muslim. Mari kita eratkan ukhuwah islamiyah kita.
  1. Lafaz Talqin
  Lafaz talkin mungkin ada bermacam-macam, disini akan kami sebutkan salah satunya yang populer didaerah kalimantan selatan khususnya, lafaz talqin berbahasa arab tersebut adalah :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الَّرَحِيْمِ.
  كُلُّ شَيْئٍ هَالِكٌ اِلاَّ وَجْهَهُ ، لَهُ الْحُكْمُ وَ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ، كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ، وَ اِنَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ، وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا اِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُوْرِ، مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ ، وَفِيْهَا نُعِيْدُكُمْ ، وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً اُخْرَى ، مِنْهَاخَلَقْنَاكُمْ لِلْأَجْرِ وَالثَّوابِ ، وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ لِلدُّودِ والتُّرَابِ ، وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ لِلْعَرْضِ وَالْحِسَابِ ، بِسْمِ اللهِ وَبِاللهِ وَمِنَ اللهِ وَاِلَى اللهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. هَذَامَا وَعَدَ الرَّحْمنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ. اِنْ كَانَتْ اِلاَّ صَيْحَةً وَاحِدَةً فَاِذَا هُمْ جَمِيعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ.
 يَا ...... بِنْ / بِنْتِ  .......  يَرْحَمُكَ اللهِ ، ذَهَبَتْ عَنْكَ الدُّنْيَا وَزِيْنَتُهَا ، وَصِرْتَ اْلآنَ فِيْ بَرْزَخٍ مِنْ بَرَازِيْخِ اْلآخِرَةِ ، فَلاَ تَنْسَ الْعَهْدَ الَّذِيْ فَارَقْتَنَا عَلَيْهِ فِيْ دَارِ الدُّنْيَا وَقَدِمْتَ بِهِ اِلَى دَارِ اْلآخِرَةِ ، وَهُوَ شَهَادَةُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهِ وَ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، فَإِذَا جَاءَكَ الْمَلَكَانِ الْمُوَكَّلاَنِ بِكَ وَبِأَمْثَالِكَ مِنْ اُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلاَ يُزْعِجَاكَ وَلاَ يُرْعِبَاكَ ، وَاعْلَمْ اَنَّهُمَا خَلْقٌ مِنْ خَلْقِ اللهِ تَعَالَى كَمَا اَنْتَ خَلْقٌ مِنْ خَلْقِ اللهِ ، وَاِذَا سَاَلاَكَ مَنْ رَبُّكَ ؟ وَمَا دِيْنُكَ ؟ وَمَا اعْتِقَادُكَ ؟ وَمَا الَّذِيْ مُتَّ عَلَيْهِ ؟، فَقُلْ لَهُمَا : اللهِ رَبِّيْ ، وَاِذَا سَأَلاَكَ الثَّانِيَةَ فَقُلْ لَهُمَا : اللهِ رَبِّيْ ، وَاِذَا سَأَلاَكَ الثَّالِثَةَ وَهِيَ الْخَاتِمَةُ الْحُسْنَى فَقُلْ لَهُمَا بِلِسَانٍ طَلْقٍ بِلاَ خُوْفٍ وَلاَ فَزَعٍ : اللهِ رَبِّيْ وَاْلإِسْلاَمُ دِيْنِيْ وَمُحَمَّدٌ نَبِيِّـيْ وَالْقُرْآنُ اِمَامِيْ وَالْكَعْبَةُ قِبْلَتِيْ وَالصَّلَوَاتُ فَرِيْضَتِيْ وَالْمُسْلِمُوْنَ اِخْوَانِيْ وَاِبْرَاهِيْمُ الْخَلِيْلُ اَبِيْ وَاَنَا عِشْتُ وَمُتُّ عَلَى قَوْلِ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهِ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ.  
تَمَسَّكْ ( يَا عَبْدَ الله / اَمَةَ الله ) بِهَذِهِ الْحُجَّةِ ، وَاعْلَمْ اَنَّكَ مُقِيْمٌ بِهَذَا الْبَرْزَخِ اِلَى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ.  فَإِذَا قِيْلَ لَكَ مَا تَقُوْلُ فِيْ هَذَا الرُّجُلِ الَّذِيْ بُعِثَ فِيْكُمْ وَفِى الْخَلْقِ اَجْمَعِيْنَ. فَقُلْ هُوَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَاءَنَا بِالْبَيِّنَاتِ مِنْ رَبِّهِ فَاتَّبَعْنَاهُ وَآمَنَّا بِهِ ، فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللهِ لاَ اِلهَ اِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ.  
وَاعْلَمْ ( يَا عَبْدَ الله / اَمَةَ الله ) اَنَّ الْمَوْتَ حَقٌّ وَاَنَّ نُزُوْلَ الْقَبْرِ حَقٌّ وَ اَنَّ سُؤَالَ مُنْكَرٍ وَنَكِيْرٍ حَقٌّ وَاَنَّ الْبَعْثَ حَقٌّ وَاَنَّ الْحِسَابَ حَقٌّ وَاَنَّ الْمِيزَانَ حَقٌّ وَاَنَّ الصِّرَاطَ حَقٌّ وَاَنَّ النَّارَ حَقٌّ وَاَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَاَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لاَ رَيْبَ فِيْهَا وَ اَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ .

Kemudian disambung dengan doanya, dan semua hadirin ikut mengaminkan :

نَسْتَوْدِعُكَ اللَّهـُمَّ يَا أَنِيْسَ كُلِّ وَحِيْدٍ وَيَا حَاضِرًا لَيْسَ بِغَائِبٍ,  آنِسْ وَحْدَتَنَا وَوَحْدَتَهُ وَارْحَمْ غُرْبَتَنَا وَغُرْبَتَهُ وَلَقِّنْهُ حُجَّتَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ ، وَصَلَّى اللهِ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

  Lafaz Talqin ini lebih baik dibaca 3x, dan agar hadirin tidak merasa bosan, maka sebaiknya dibaca oleh tiga orang yang berbeda-beda.
  Demikian lah artikel yang membahas tentang Talqin, semoga bermanfaat…
Baca juga :