Kamis, 19 Mei 2016

Tata cara memandikan mayat atau jenazah



BAB IV


  • Memandikan mayat

  Sebagaimana telah kita maklumi bahwa salah satu kewajiban kita terhadap saudara kita yang meninggal dunia adalah memandikannya dengan cara-cara yang diatur oleh agama, untuk itu sepatutnya lah kita memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

  1. Sebelum memandikan –
a.       Menyiapkan segala keperluan memandikan seperti alat-alat mandi, sabun, kapur barus, tiga sarung tangan, alat membersihkan kuku dsb.
b.      Memastikan ketersediaan air.

  1. Hal-hal yang berhubungan dengan kesempurnaan mandi –
a.       Sebelum memandikan, terlebih dahulu mayat didudukkan dengan kemiringan sekitar 45 derajat, caranya dengan menyandarkan belakang mayat kelutut kanan pemandian, sedangkan bahu dan kepalanya ditahan dengan pergelangan dan telapak tangan kanan pemandian, kemudian tangan kiri pemandian mengurut perutnya mulai dari bawah tulang dada sampai kekemaluan beberapa kali untuk mengeluarkan sisa-sisa kotoran dalam perut, disaat itu pula sunnat memperbanyak menyiram air , kakinya tetap diarahkan kekiblat dan kepalanya ditinggikan, agar air cepat mengalir kebawah.

b.       Sunnat dimandikan ditempat tertutup, tidak banyak orang lalu lalang kecuali anggota pemandian dan keluarga mayat sendiri. Hal ini dimaksudkan agar kerahasiaan mayat tetap dapat terjaga.

c.       Mayat diletakkan pada tempat yang agak tinggi seperti batang pisang, ranjang khusus pemandian atau bahkan diatas paha para pemabantu pemandian, supaya percikan air tidak sampai mengenai badan mayat.

d.      Tempat air sebaiknya diletakkan agak jauh dari mayat, sehingga tidak terkena percikan air yang menyebabkan musta`mal.

e.       Dimandikan memakai kain tipis agar air mudah meresap, namun tetap tidak tembus pandang.

f.       Air yang digunakan sebaiknya air dingin, supaya kulit mayat tidak mengendur, terkecuali apabila diperlukan, seperti untuk menghilangkan daki atau berada didaerah dingin.

g.       Setelah itu mayat dibaringkan kembali seperti semula untuk dilakukan pembersihan, tangan kiri pemandian memakai tiga sarung tangan dari kain bersih yang sudah tersedia, masing-masing untuk :

Ø  Membersihkan najis-najis pada dua kemaluan mayat, sambil disiram dengan air, kemudian setelah bersih, sarung tangan pertama dilepas dan pemandian membersihkan tangan nya dengan air.

Ø  Dengan memakai sarung tangan baru yang kedua, pemandian membersihkan najis-najis mulai bagian pusat sampai lutut, setelah bersih kemudian sarung tangan itu dilepas kembali dan tangan kembali dibersihkan dengan air.

Ø  Pemandian memakai sarung tangan yang bersih ketiga, untuk membersihkan kotoran-kotoran yang ada digigi, lubang hidung dan lubang telinga, setelah bersih, sarung tangan itu dilepas kembali dan pemandian membersihkan tangannya dengan air.

h.      Kemudian pemandian membersihkan semua daki yang ada pada kuku mayat dengan memakai alat-alat yang lembut seperti sikat gigi, kayu dsb.

i.        Apabila mayat sudah bersih dari semua kotoran, baru lah di wudukan dengan sempurna dengan niat sbb:

نَوَيْتُ اَدَاءَ اْلوُضُوْءِ الْمَسْنُوْنِ عَنْهُ ( هَا )
“Aku niat menunaikan wudu yang disunnahkan daripadanya”

j.        Selesai di wudukan sunnat membaca doa :

اَللّهُمَّ اجْعَلْهُ ( هَا  ) مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَمِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Atau membaca :

اَللّهُمَّ اجْعَلْنِيْ وَاِيَّاهُ ( هَا  ) مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَمِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

  1. Cara-cara memandikan
Memulai membasuh seluruh bagian kepala mayat sambil berniat :

نَوَيْتُ اَدَاءَ اْلغُسْلِ اْلوَاجِبِ عَنْهُ ( هَا )
“Aku niat menunaikan mandi yang wajib daripadanya”

Kemudian membasuh bagian depan badan mayat sebelah kanan, dari leher sampai kaki, kemudian bagian belakang sebelah kanan dengan memiringkannya kelambung kiri, dari bahu sampai telapak kaki, dan terkhir bagian belakang sebelah kiri, dengan memiringkannya kelambung kanan, dari bahu sampai telapak kaki.

Basuhan-basuhan diatas dianggap sebagai basuhan pertama, sedangkan basuhan kedua dan seterusnya dihitung kembali dari atas yakni mulai kepala dengan tidak perlu mengulang niat.

Setelah memandikan selesai sunnat melenturkan kembali semua persendian mayat, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, untuk memudahkan mengapan, dan sunnat pula mengeringkan dengan handuk.

  1. Macam-macam istilah memandikan mayat.
Dalam istilah pemandian dikenal beberapa macam cara memandikan mayat, mulai dari yang paling sederhana yaitu mandi 3 sampai cara yang paling banyak yaitu dikenal dengan sebutan mandi 9, selengkapnya cara-cara tersebut tersusun dalam bentuk tabel berikut ini :




  Jika orang itu meninggal dalam keadaan berihram haji atau umrah, maka jangan lah memakai Kapur Barus dan jangan lah dimandikan dengan air Zamzam.

Cara yang harus dilakukan terhadap orang yang baru meninggal



BAB III


  •  Perkara yang sunnat dilakukan terhadap orang yang baru meninggal dunia

  Apabila tanda-tanda bahwa seseorang telah meninggal sudah jelas seperti kakinya terkulai tanpa daya, hidungnya melemah agak mengempis, dahi kelihatan berkerut dll, maka keluarga dekatnya dituntut untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :


1. Mengucap :


اِنَّا لِلّهِ وَاِنَّا اِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ ، اَللّهُمَّ عِنْدَكَ اَحْتَسِبُ مُصِيْبَتِيْ فَاَجِرْنِيْ فِيْهَا وَاَبْدِلْنِيْ بِهَا خَيْرًا مِنْهَا 

Sedangkan orang lain yang mendengar berita kematian seseorang disunnatkan mengucap :

إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ ، اَللّهُمَّ اكْتُبْهُ عِنْدَكَ فِى الْمُحْسِنِيْنَ وَاجْعَلْ كِتَابَهُ فِيْ عِلِّيِّيْنَ وَاخْلُفْهُ فِيْ فِعْلِهِ فِى اْلغَابِرِيْنَ وَلاَ تَحْرِمْنَا اَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ .

2. Memjamkan matanya sambil membaca :


بِسْمِ اللهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، اَللّهُمَّ اغْفِرْ ......... بن ........ وَارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِى الْمُهْتَدِيْنَ وَاخْلُفْهُ فِيْ عَقِبِهِ فِى اْلغَابِرِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ وَافْسَحْ لَهُ فِيْ قَبْرِهِ وَنَوِّرْ لَهُ فِيْهِ .

3. Melilitkan kain mulai dari dagu dan mengikatnya dibagian kepala agar mulutnya tidak terbuka.

4. Melenturkan semua persendian nya walaupun dengan menggunakan minyak, dengan cara menggerak-gerakkan atau melipat-lipat persendian, seperti jari-jari, pergelangan tangan, siku, lutut serta paha dengan cara melipatnya kearah dada.

5. Menanggalkan semua pakaian yang dipakai sebelum mati dan kemudian menutup seluruh tubuhnya dengan kain tipis (tidak tembus pandang), ujung-ujung kain diselipkan kebawah kepala dan kaki.

6. Meletakkan mayat diatas tempat yang agak tinggi seperti ranjang (sunnat tidak pakai kasur) serta mengarahkan telapak kakinya kearah kiblat.

7. Meletakkan sesuatu benda yang beratnya sekitar 96 gram diatas perut mayat agar tidak kembung.

8. Menyebar luaskan berita duka cita tersebut kepada handai taulannya dan masyarakat umum.

9. Sunnat bagi keluarga dan kenalan dekatnya untuk menciumalmarhum dan afdhal adalah mencium didahi tempat sujud, demikian lagi sunnat bagi siapa jua pun mencium orang alim.

10. Bersegera menyelesaikan utang piutang almarhum dengan meminta halal kepada yang berhak atau memindah bukukan kepada ahli waris, demikian pula bersegera meluluskan wasiatnya jika ada.


Perhatian !

Sunnat yang mengerjakan semua perkara tersebut diatas maupun hal-hal lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan jenazah adalah keluarga yang paling dekat dan paling disenangi almarhum.
Disunnatkan pula pada waktu mengerjakan hal-hal tersebut sambil membaca doa :

اَللّهُمَّ ثَبِّتْهُ ( هَا ) بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ ، اَللّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ ( لَهَا ) وَارْحَمْهُ ( هَا )

Catatan : 
  Boleh menangisi mayat asalkan bukan timbul dari ketidak ridha`an menerima takdir, tapi semata-mata karena rasa haru dan kasih sayang, serta tanpa mengeluarkan suara.