BAB X
- Tahlilan
Sebagaimana yang telah dilaksanakan oleh ulama-ulama terdahulu, dan
alhamdulillah sampai saat ini masih tetap membudaya dimasyarakat muslim
terutama diindonesia, seperti adanya Tahlilan hari pertama s.d hari ke 3, hari
ke 7, hari ke 25, hari ke 40 dan hari ke 100, serta setahun dari kepergian
almarhum yang lazim disebut “ Haul “ .
Untuk mengokohkan dan menambah keyakinan kita terhadap
pekerjaan-pekerjaan tersebut, maka dalam artikel ini kami akan memberikan dalil
yang mendasari ulama-ulama kita dalam mempertahankan pekerjaan yang oleh
sebagian orang dianggap sebagai hal yang bid`ah dhalalah tersebut.
Berikut sebuah hadist yang
mengisyaratkan bahwa ruh-ruh orang beriman sangat memerlukan dan mengharapkan
bantuan kerabatnya yang masih hidup, untuk diberikan hadiah berupa amal shaleh,
yang dapat membantu ruh-ruh itu dalam menjalani penantian hari kebangkitan
didalam kubur mereka.
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِنَّ اَرْوَاحَ اْلمُؤْمِنِيْنَ يَأْتُوْنَ
فِيْ كُلِّ لَيْلَةِ جُمُعَةٍ وَيَوْمِ اْلعِيْدَيْنِ وَيَوْمِ عَاشُوْرَاءَ وَيَوْمِ
لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ ، وَيَقُوْمُوْنَ عَلَى اَبْوَابِ بُيُوْتِهِمْ
، فَيَقُوْلُوْنَ : يَا اَبِيْ اَوْ يَا وَلَدِيْ اِرْحَمُوْنِيْ يَرْحَمُكُمُ
اللهُ ، نَزَلْنَا اِلَى قَبْرٍ ضَيِّقٍ وَلَمٍّ طَوِيْلٍ . قَالَ الصَّحَابَةُ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ : يَا رَسُوْلَ اللهُ مَا مَعْنَى اِرْحَمُوْنِيْ ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اّلدُّعَاءُ وَالصَّدَقَةُ هَدِيَّةٌ اِلَى اْلمَوْتَى
.
Telah bersabda Nabi saw :
"Sesungguhnya ruh-ruh orang beriman akan datang pada setiap
malam jumat dan malam dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) dan malam
Asyura` (10 muharram) dan malam Nisfu Sya`ban (malam pertengahan dari bulan
sya`ban) , dan mereka berdiri dipintu rumah-rumah mereka, kemudian mereka
berkata : Wahai bapak ku, atau wahai anak ku… kasihi lah aku, niscaya engkau
akan dirahmati Allah, kami tinggal dikubur yang sempit dan dalam waktu yang
lama.
Lalu Sahabat ra. Bertanya :
Wahai Rasulullah apa makna kasihilah aku ?
maka Nabi saw bersabda :
“Doa dan sedekah adalah hadiah untuk orang-orang yang telah
meninggal”.
Dapat dipahami dengan jelas dari hadits diatas bahwa sedekah berupa
memberi makanan dll dan doa yang diniatkan pahalanya untuk orang-orang yang telah
meninggal dunia, maka pahalanya akan sampai kepada mereka, sedangkan acara
“Tahlilan” yang biasanya diadakan itu kalau kita cermati, isinya adalah
pembacaan ayat-ayat Al-Quran, Zikir, Shalawat, Tasbih dan doa, lebih dari itu,
berkumpulnya kaum muslimin yang menghadiri acara tersebut secara tidak langsung
telah menghubungkan silaturrahmi yang mana itupun termasuk sunnah nya baginda
Rasulullah saw. Maka dengan dasar apakah sehingga ada segelintir orang yang
menganggapnya Dhalalah (sesat) ???
Adapun dalil yang menerangkan tentang hari-hari yang biasanya acara
Tahlilan itu diadakan, adalah pekataan salah satu sahabat Nabi saw yaitu
sayyidina Umar bin Khattab ra berikut ini :
قَالَ
عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : اَلصَّدَقَةُ بَعْدَ الدَّفْنَى ثَوَابُهَا اِلَى ثَلاَثَةِ
اَيَّامٍ ، وَالصَّدَقَةُ فِى ثَلاَثَةِ اَيَّامٍ يَبْقَى ثَوَابُهَا اِلَى سَبْعَةِ
اَيَّامٍ ، وَالصَّدَقَةُ يَوْمَ السَّابِعِ يَبْقَى ثَوَابُهَا اِلَى خَمْسٍ وَعِشْرِيْنَ
يَوْمًا ، وَمِنَ اْلخَمْسِ وَعِشْرِيْنَ اِلَى اَرْبَعِيْنَ يَوْمًا ، وَمِنَ اْلاَرْبَعِيْنَ
اِلَى مِائَةٍ ، وَمِنَ اْلمِائَةِ اِلَى سَنَةٍ ، وَمِنَ السَّنَةِ اِلَى اَلْفِ
يَوْمٍ .
Telah berkata sayyiduna Umar ra. :
“ Sedekah (yang pahalanya dihadiahkan untuk orang yang sudah
meninggal) sesudah pemakamannya, maka pahalanya (mengalir terus-menerus) sampai
hari ketiga, dan sedekah pada hari ketiga maka pahalanya sampai hari ketujuh,
sedekah pada hari ketujuh maka pahalanya mengalir terus-menerus sampai hari
kedua puluh lima, dan dari hari kedua puluh lima sampai hari keempat puluh, dan
dari hari keempat puluh sampai hari keseratus, dan dari hari keseratus sampai
setahun, dan dari setahun sampai hari keseribu”
Maka jelaslah bahwa penentuan hari-hari yang biasanya acara
Tahlilan itu dilaksanakan, seperti hari ketiga, ketujuh, kedua puluh lima,
keempat puluh, keseratus dst, itu berdasar kepada perkataan sayyidina Umar ra.
yang memang kaum muslimin diperintahkan Rasulullah saw untuk mengikuti petunjuk
beliau.
“Berpegang kepada perkataan sayyidina Umar ra sama halnya dengan
berpegang kepada sunnah Rasul saw”.
Adapun yang mendasari semua itu dapat kami simpulkan dari beberapa
alasan berikut ini :
- Karena beliau ra diberi gelar oleh Rasul saw dengan sebutan “Al-Faruq” artinya yang membedakan antara yang hak dengan yang bathil, dan ditangan beliau nampak lah antara yang benar dan yang salah.
- Beliau ra diberi ilham oleh Allah swt, yang mana beliau tidak berkata kecuali yang benar, sebagaimana sabda Rasul saw:
" اِنَّ اللهَ تَعَالَى
جَعَلَ اْلحَقَّ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ وَقَلْبِهِ "
“sesungguhnya Allah Ta`ala menjadikan kebenaran atas
ucapan dan hati Umar”
" قَالَ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَقَدْ كَانَ فِيْمَنْ قَبْلَكُمْ مِنَ اْلاُمَمِ
مُحَدَّثُوْنَ – اَىْ مُلْهَمُوْنَ – فَاِنْ يَكُنْ فِيْ اُمَّتِيْ اَحَدٌ
فَاِنَّهُ عُمَرُ "
“
Telah bersabda Rasulullah saw : Sesungguhnya telah ada pada ummat terdahulu
orang-orang yang diberi ilham, maka jika ada orang seperti itu diantara ummatku
maka pastilah dia Umar”
- Turunnya ayat Al-Quran yang bersesuaian dengan pendapat beliau ra.
عَنْ عُمَرَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّهُ قَالَ : وَافَقْتُ رَبِّيْ فِيْ ثَلاَثٍ : فِيْ مَقَامِ
اِبْرَاهِيْمَ ، وَفِى اْلحِجَابِ ، وَفِيْ اسَارِي بَدْرٍ ، قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ
اللهِ لَوْ اِتَّخَذْنَا مِنْ مَقَامِ اِبْرَاهِيْمَ مُصَلَّى ؟ فَنُزِلَتْ : (( وَاتَّخِذُوْا
مِنْ مَقَامِ اِبْرَاهِيْمَ مُصَلَّى )) . وَقُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ اِنَّ نِسَاءَكَ
يَدْخُلُ عَلَيْهِ اْلبِرُّ وَاْلفَاجِرُ ، فَلَوْ اَمَرْتَهُنَّ اَنْ يَحْتَجِبْنَ
؟ فَنُزِلَتْ آيَةُ اْلحِجَابِ : (( وَإِذَا
سَأَلْتُمُوْهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوْهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ )) . وَاجْتَمَعَ
نِسَاءُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ فِى اْلغَيْرَةِ ، فَقُلْتُ
: (( عَسَى رَبُّهُ إِنْ طَلَّقَكُنَّ أَنْ يُبْدِلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا
مِنْكُنَّ )) فَنُزِلَتْ كَذَالِك.
Dari sayyidina Umar bin Khattab ra. bahwasanya ia berkata :
pendapatku bersesuaian dengan firman Allah pada tiga perkara : pada maqam
Ibrahim, pada masalah hijab, dan pada para tawanan perang badar.
Aku katakan : wahai Rasulullah tidakkah sebaiknya kita jadikan
maqam Ibrahim sebagai tempat shalat ? maka turunlah ayat : ((Dan
jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat)) .
Dan aku katakan
: "Telah berkunjung kepada istri-istri engkau orang baik dan
orang jahat. Bagaimana sekiranya engkau memerintahkan agar supaya dipasang
hijab (tabir) ?” maka turunlah ayat : ((Apabila kamu
meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), maka mintalah
dari belakang tabir))
Dan ketika
Rasulullah SAW diboikot oleh istri-istrinya karena cemburu maka aku katakan : "Mudah-mudahan
Tuhan-Nya akan menceraikan kamu, dan menggantikan kamu dengan istri-istri yang
lebih baik daipada kamu." Maka turunlah ayat seperti demikian itu.
- Rasulullah saw memerintahkan kaum muslimin agar berpegang kepada petunjuk Khulafau Al-Rasyidin dan kepada sunnah Abu Bakar Al-Shiddiq dan Umar bin Al-Khattab.
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : اِقْتَدوْا بِالَّذيْنَ مِنْ بَعْدِيْ : اَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ .
Telah bersabda Rasulullah saw : “ ikutilah mereka sesudah aku
wafat, yaitu Abu Bakar dan Umar”
Kesimpulan :
Acara tahlilan yang telah lama dilaksanakan di indonesia ini,
memang berdasar kepada sunnah Rasul saw dan atsar Salafus Shalih seperti uraian
diatas, dan memang tidak salah kalau itu dianggap sebagai pekerjaan Bid`ah
hasanah (baik), karena memang tidak pernah dilakukan dizaman Rasulullah, tetapi
tidak semua Bid`ah dikategorikan Dhalalah (sesat), buktinya banyak perkara yang
Bid`ah yang dilakukan oleh Sahabat Rasulullah sendiri, sebagai contoh : Shalat
Tarawih berjamaah yang dipelopori oleh sayyidina Umar ra, sayyidina Bilal ra yang
selalu shalat dua rakaat setelah berwudu, Al-Qur`an yang dimushafkan dizaman
sayyidina Utsman ra dll. Yang kesemuanya menunjukkan bahwa perbuatan Bid`ah Hasanah
itu tidak lah salah, karena para sahabat Nabi adalah ikutan/panutan yang
sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw :
أَصْحَابِيْ كَالنُّجُوْمِ
بِأَيِّهِمْ اِقْتَدَيْتُمْ اِهْتَدَيْتُمْ
"Sahabat-sahabatku
adalah laksana bintang, dengan siapapun kamu mengikut dari mereka maka kamu
akan dapat petunjuk"
Selain dari itu acara Tahlilan juga memiliki banyak manfaat dan
kemashlahatan bagi ummat, terutama untuk mempererat silaturrahmi, dan
menumbuhkan semangat saling bantu dan tolong menolong kepada saudara seagama
kita.
Sekian artikel yang mengulas
tentang Tahlilan, semoga bermanfaat…
Baca juga :